Mengapa Harus Menghafal Al Qur’an?
Bismillah. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad, beserta keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka.
SDIT Ar-Risalah Surakarta selama tanggal 13 Januari sampai 15 Februari 2025 menyelenggarakan ujian hafalan Al Qur’an untuk Wisuda Tahfidz bulan April mendatang. Sebanyak 368 murid telah mendaftar sebagai peserta ujian Wisuda Tahfidz yang dikelompokkan berdasarkan jumlah juz yang ingin disetorkan. Sudah hampir sepekan murid-murid menyetorkan hafalannya, mereka telah mempersiapkan hafalan jauh-jauh hari sebelum tanggal pelaksanaan tes.
Wisuda Tahfidz adalah program tahunan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memotivasi murid dalam menghafal Al Qur’an dan sebagai bentuk apresiasi terhadap murid – murid yang telah mengkhatamkan hafalan dan mengujikannya kepada pengampu mapel Tahfidzul Qur’an.
Sebagian kaum Muslimin ternyata masih banyak yang belum memahami mengapa mereka perlu untuk menghafal Al Qur’an. Bahkan ada yang mengatakan, “Mengapa kita bangga dengan anak-anak yang hafal Qur’an? bukankah lebih baik mengajarkan mereka membaca terjemahannya agar bisa menerapkan nilai budi pekerti yang ada di dalamnya?”
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu memahami keutamaan menghafal Al Qur’an. Yuk kita simak pembahasan berikut.
Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad selama 23 tahun. Ia adalah kitab suci umat Islam yang merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk selalu berinteraksi aktif dengan al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca al-Qur`an merupakan langkah pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan tadabbur, yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai petunjuk salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya.
Di samping itu, kita juga dianjurkan menghafalnya dan menjaga hafalan tersebut agar jangan terlupakan.
Keutamaan Menghafal Al Qur’an
1. Termasuk sebaik-baik manusia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639).
2. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اقْرَؤُوا القُرْآنَ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ
“Bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim 804)
Siapa itu shahibul qur’an? Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “Ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkan Al-Qur’an di hati.” Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam :
يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله
Artinya: “Hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah”
Maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang.
3. Derajat di surga tergantung pada hafalan Qur’an
Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يُقالُ لصاحبِ القرآنِ اقرأْ وارتقِ ورتِّلْ كما كنت تُرتِّلُ في الدنيا فإنَّ منزلَك عند آخرِ آيةٍ تقرؤُها
“Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud).
4. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817)
5. Sebagai bentuk cara meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
Panutan kita, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menghafalkan Al Qur’an, dan setiap bulan Ramadhan Jibril datang kepada beliau untuk mengecek hafalan beliau. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus” (HR. Bukhari, no.6)
Masih banyak keutamaan dan urgensi “Mengapa kita harus menghafal Al Qur’an?”, akan kami sampaikan pada pembahasan bagian kedua.
Jadi, masih mau bertanya alasan kita menghafal Al Qur’an atau langsung memulai untuk menghafal Al Qur’an, nih?
Semoga Allah mudahkan segala usaha kita di jalan kebaikan.
Recent Comments